Efek Samping Yang Ditimbulkan Antibiotik, Enteng Hingga Yang Membahayakan
Antibiotik adalah obat yang diterapkan untuk mengobati infeksi kuman. Seandainya pemakaiannya tidak pas, berjenis-jenis efek samping antibiotik dapat muncul. Mulai dari efek samping yang ringan sampai yang membahayakan dan berakibat besar, seperti membuat bakteri menjadi kebal terhadap obat.
Tiap-tiap obat memiliki kegunaan dan efek sampingnya masing-masing, tidak terkecuali antibiotik. Efek samping antibiotik merupakan reaksi yang timbul secara tak terduga ketika seseorang mengurangi atau menambah dosis, mengkonsumsi antibiotik bersamaan dengan obat tertentu, atau menggunakannya dalam rentang waktu lama.
Padahal demikian, terkadang efek samping antibiotik juga bisa timbul pada pengaplikasian awal atau penerapan dosis kecil.
Sebagian Efek Samping Antibiotik yang Bisa Terjadi
Antibiotik memiliki banyak macam dan kelompok. umum, obat antibiotik berprofesi dengan cara membunuh bakteri atau menghalangi pertumbuhan bakteri di dalam tubuh.
Masing-masing ragam dan kelompok antibiotik dapat memunculkan efek samping yang berbeda pada tiap orang. Efek samping yang timbul juga dapat bersifat ringan sampai berat. Nah, berikut ini adalah sebagian efek samping antibiotik yang bisa terjadi:
1. Gangguan pencernaan
Gangguan pencernaan yaitu efek samping antibiotik yang paling acap kali terjadi. Gejala gangguan saluran cerna pengaruh pengaplikasian antibiotik meliputi diare, mual, muntah, dan kram perut. Efek samping ini lebih acap kali terjadi pada penggunaan antibiotik klasifikasi penisilin, cephalosporin, dan fluoroquinolone.
2. Tanggapan alergi
Tanggapan alergi antibiotik terbilang jarang terjadi. Tapi, ketika timbul, tanggapan alergi antibiotik biasanya berat dan membahayakan. Beberapa orang yang menikmati tanggapan alergi antibiotik bisa mengalami komplikasi berat berupa stress berat anafilaktik dan sindrom Stevens-Johnson.
3. Infeksi jamur
Pengaplikasian antibiotik dapat mengurangi jumlah kuman bagus di dalam tubuh. Dikala jumlah kuman bagus tersebut berkurang, maka jamur akan gampang tumbuh. Penyakit infeksi jamur ini lazimnya muncul berupa sariawan di mulut, yang disebut kandidiasis oral.
Pada wanita, efek samping antibiotik dapat berupa infeksi jamur vagina yang memunculkan keluhan gatal dan perih pada organ intim wanita, nyeri dikala terkait intim, anyang-anyangan, hingga keputihan dengan bau tidak enak.
4. Peka terhadap cahaya
Penggunaan antibiotik tertentu, khususnya kelompok tetrasiklin, bisa menyebabkan Anda lebih sensitif kepada cahaya, termasuk cahaya lampu dan cahaya matahari. Akibatnya, segala cahaya yang Anda lihat akan terasa menyilaukan dan membikin mata tidak nyaman.
5. Perubahan warna gigi
Sebagian jenis antibiotik, seperti tetrasiklin dan doksisiklin, juga bisa menyebabkan efek samping berupa perubahan warna pada gigi yang bersifat permanen, bila dikasih pada buah hati-buah hati berusia di bawah 8 tahun.
6. Resistensi antibiotik
Pengaplikasian antibiotik yang terlalu sering atau tidak pantas dosisnya dapat menyebabkan bakteri mengalami resistensi atau kekebalan. Saat ini yaitu salah satu efek samping antibiotik yang paling mengkhawatirkan.
Ketika bakteri yang menyebabkan infeksi telah kebal kepada antibiotik, karenanya penyakit infeksi kuman akan sulit disembuhkan. Kecuali kekebalannya, bakteri juga berisiko tinggi memunculkan infeksi berat, seperti sepsis.
Jika sebagian efek samping di atas, antibiotik juga dapat memunculkan efek samping - https://blog.ilmukesehatan.com/tentang/efek-samping-home-snow.html berikut ini:
Kerusakan jaringan ikat, seperti tendonitis dan putusnya tendon (biasanya pengaruh pengaplikasian antibiotik variasi fluoroquinolone, cephalosporin, sulfonamide, dan azythromycin)
Sakit kepala
Kejang
Gangguan jantung, seperti detak jantung tidak teratur dan tekanan darah rendah
Kelainan darah, seumpama leukopenia (menurunnya jumlah sel darah putih) atau trombositopenia (jumlah trombosit yang terlalu rendah)
Guna mengurangi risiko efek samping antibiotik, pastikan Anda mengkonsumsi antibiotik layak resep sampai habis, dan hindari membeli antibiotik secara bebas tanpa resep atau pengawasan dokter.
Konsumsi antibiotik malah tidak boleh dihentikan secara mendadak walau gejala infeksi yang dirasakan telah sirna. Sekiranya obat antibiotik tak dihabiskan, maka kuman penyebab infeksi bisa menjadi kebal kepada antibiotik tersebut.
Hindari pula mengkonsumsi antibiotik yang diresepkan untuk orang lain dan jangan memberikan antibiotik Anda kepada orang lain tanpa berkonsultasi dahulu dengan dokter.
awam, antibiotik cukup aman digunakan, asalkan mematuhi petunjuk penerapan dari dokter. Tetapi, the story teller - https://mystories.info/ seandainya Anda menikmati efek samping antibiotik sesudah mengaplikasikannya, berkonsultasilah kembali dengan dokter, secara khusus bila efek samping antibiotik yang dinikmati cukup parah dan tak kunjung reda.